Minggu, 30 Desember 2012

Jogja atau Yogyakarta ya??? ( First Day)

Hadir lagi bersama Manchunian,,

     kali ini aku akan bercerita tentang perjalanan singkat ke jogja dengan 5 teman lainnya, sebut saja mereka lana pramana, fajri, putri nurhanida rizki, dyas, dan Ay N.H.
     Rencana main ke jogja ini sudah dibuat sejak seminggu sebelumnya, dari hari keberangkatan pada jumat sore menuju surabaya dengan bus kota, nyampe surabaya pukul 20.00 dan langsung berangkat menggunakan bus MIRA yang langsung menuju Jogja dengan hanya membayar @Rp.38.000. karena perjalanan malam, bus kita agak ugal-ugalan karena jalanan mulai sepi sejak dari Kota Solo, tapi ya oke-oke aja karena kita menikmati setiap jengkal perjalanan ke kota Yogyakarta ini. Sampai di Terminal Giwangan sekitar pukul 04.00 hari sabtu, kita ngopi dulu untuk menghangatkan badan dan menyusun rencana selanjutnya menggunakan transportasi apa ke Hotel Seno yang telah dibooking terlebih dahulu oleh Putri. Akhirnya kita tanya ke ibu penjual kopi yang kita kurang tau namanya, akhirnya ibu kopi tersebut menyarankan kita untuk menggunakan Taksi saja agar lebih murah(jangan lupa nego ya..) kita waktu itu terkena biaya Rp.40.000. Sesampai di Hotel Seno kita langsung menuju kamar kita dan melepas penat di sepanjang perjalanan tadi. lalu kita semua bergantian Sholat Subuh dan Mandi lalu kita berangkat ke Malioboro menggunakan jurusan 15 yang berhenti di depan Kantor Pos untuk menuju Malioboro. Sesampai di Malioboro, kita langsung foto di Jl.Malioboro

Jl.Malioboro

   Lalu kita nyari penginapan di Jl.Dagen Jogonegaran Motel Rini Miming dengan harga kamar @Rp.175.000, kita pake 2 kamar tersisa tersebut karena waktu itu sudah agak siang. 
     Gak pake lama kita langsung CapCuss ke Candi Prambanan menggunakan TransJogja 3A yang berhenti di Halte Prambanan. Jalan 15 menit kita uda nyampe pintu masuk Candi Prambanan dengan membayar @Rp.30.000. Setelah kita semua masuk, kita diwajibkan untuk memakai kain selendang/sarung putih gitu untuk menghargai adat disana. lalu kita foto-foto deh disana sampai puas, ini aku tunjukin beberapa aja ya :

Dyas & Putri

Fajri & Lana

Ay & Manchunian


     Setelah puas kita Prambanan, kita makan dulu sebelum pulang di rumah makan yang tersedia di dalam area prambanan. Kita semua nyobain Nasi yang gak bisa dengar alias Nasi Budeg, eh,, Budeg ato Gudeg ya?? Gudeg kayaknya,, hahahaa......
     Lalu kita pulang menggunakan TransJogja jurusan Malioboro yang sebenarnya waktu tempuhnya hanya 30 menit, tapi karena ada pawai SLANK dan sedang hujan jadinya perjalanan kita menjadi 2 Jam. untuk mempersingkat waktu akhirnya kita turun dan memutuskan untuk jalan kaki aja sambil menikmati ramainya jalan Malioboro saat malam hari ditemani dengan rintikan gerimis yang indah mungkin(bagi yang kasmaran,hahaaa....),,
     Sesampai di Motel, kita langsung mandi karena kita akan langsung capcuss untuk makan malam di angkringan jogja menikmati lezatnya Cat a Meal alias Nasi Kucing, tapi sayangnya waktu berada di lokasi nasi kucing tu Putri & Dyas menghilang entah kemana, jadi kita berempat aja deh dan ini momen indah angkringan malam waktu itu,,
Nasi Kucing

Menu Ikan Kucing
     Bagi yang ke jogja tanpa menikmati Nasi Kucing khas Jogja ini rasanya kurang Afdhol dan jangan lupa juga cobain Kopi Josssszzz dengan Batu Arang yang masih menyala di kopi kita. Lalu kita pulang deh abis makan nasi kucing ini. tak lupa pula kita ambil beberapa foto saat perjalanan pulang ,,
Night at the Malioboro

Night at the Malioboro

Night at theHalte Malioboro 1
     Sampai hari pertama ini dulu,, hari kedua ya besok lagiii,,
                                 

                                                                                                          salam Mini Tour...

Sabtu, 17 November 2012

Daftar File Tugas "Marine Science"

silakan ambil sepuas kamu, tapi gunakan sesuai kebutuhan dan hal yang baik,,
serakah = Haram,,
Haram = Dosa,,
tapi btw, Dosa itu makanan apa ya???
ya dah, silakan di download.

1. Akustik Kelautan   : Perambatan Gelombang.
2. Pencemaran Laut   : Laporan Praktikum Pencemaran Laut
3. Geologi Laut          : Laporan Praktikum Geologi Laut
4. Oceanografi Fisika : Laporan Praktikum OceFis
5. Oceanografi Kimia : Laporan Praktikum Ocekim


lain kali, cari jurnal ato bahan referensi kalian disini aja yaa...
mohon kunjungi website ini lagi di KIDDINK GENK UB .....
Thankz.,,

Kamis, 15 November 2012

PENCEMARAN LAUT


LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Oleh :
KELOMPOK 9

1.    AHMAD RAMDANI                105080607111001
2.    APRILIA SAFITRI                   105080601111008
3.    DAVID FATHUR                    105080601111004
4.    DEDY SYAHPUTRA              105080601111038
5.    DIAN AFRIANTO                   105080601111022
6.    FARIKH ASSAFRI                  105080601111044
7.    HENDRI MEI HARIS              105080601111006
8.    IWAN SUPRAYOGI               105080602111001
9.    M. AFFAN FAZUMI                105080601111052
10.  SITI MARDIYAH NMJ             105080600111036
11.  SITI MARWAH W.                   105080601111026
12.  YUNUS HIDAYAT                   105080601111058
                                                    


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012













BAB 1 PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Langkah pembuatan tanggul terbukti tidak aman dalam penanganan, karena banjir lumpur disejumlah desa disebabkan tanggul  beberapa kali jebol. Diperkirakan 400 hektar lahan di 10 desa akan tergenang jika semburan lumpur terus berlangsung dalam waktu 3 bulan kedepan. Upaya untuk mengatasi dengan cara membuang lumpur ke laut akan menimbulkan masalah baru, yakni akan mengganggu biotik laut dan dikhawatirkan akan mencemari perairan laut dan pesisir (Absori, 2005).
Dampak terhadap ekosistem air di Sungai Porong dan sungai Aloo akibat pembuangan lumpur,membahayakan kesehatan masyarakat sekitar dan industry-industri kelautan seperti budidaya tambak udang, ikan, dan produksi garam yang ada, sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonya sampai seberapa besar resiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut melalui pemantauan kualitas air dan badan air secara rutin dan analisis hasil pemantauan tersebut (Niniek, 2007).
Lokasi ini dipilih untuk melakukan praktikum Pencemaran Laut karena diduga bahwa di porong ini telah terkandung bahan logam berat yang berasal dari lumpur lapindo yang mengalir ke sungai ini, sehingga lokasi ini sangat cocok sebagai tempat Praktikum Pencemaran Laut tentang parameter kimia dan Parameter Fisika.

1.2  MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari praktikum Pencemaran Laut ini adalah untuk mengetahui cara pengambilan sampel air serta mampu menguji   kadar kandungan bahan-bahan kimia perairan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Tujuan dari praktikum Pencemaran Laut   ini adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran dan kadar bahan-bahan kimia pencemar perairan dari Lumpur Lapindo disekitar  muara Sungai Porong.

1.3  WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum Laboratorium Pencemaran Laut dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 5 Juni 2012 pukul 09.00 WIB bertempat di Laboratorium Ilmu Kelautan Gedung A Lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.
Praktikum lapang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 12 mei 2012, pukul 08.00-15.00 WIB, bertempat di Jabon, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENCEMARAN LAUT
Pencemaran laut adalah masuknya zat atau energi, secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia ke dalam lingkungan laut termasuk daerah pesisir pantai, sehingga menimbulkan akibat yang merugikan baik terhadap sumberdaya alam hayati, kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut, termasuk perikanan dan penggunaan lain-lain yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kualitas air laut serta menurunkan kualitas tempat tinggal dan rekreasi (Sekertariat dewan maritim indonesia, 2000).
Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Suratmo, 1990).
2.1.1 SUMBER BAHAN PENCEMAR
Dewasa ini terdapat 500 senyawa yang pernah  dideteksi dalam suatu cuplikan minyak bumi yang terdiri dari minyak bumi fraksi ringan dan fraksi berat. Minyak bumi  fraksi ringan, komponen utamanya adalah n-alkana dengan atom C15-17, sedangkan minyak bumi fraksi  berat komponen utamanya adalah fraksi hidrokarbon dengan tidik didih tinggi. Keberadaan senyawa hidrokarbon minyak bumi di perairan laut dapat  berasal dari berbagai sumber. Akibat - akibat jangka pendek dari  pencemaran minyak bumi sudah banyak dilaporkan. Molekul-molekul hidrokarbon minyak bumi dapat merusak membran sel yang berakibat pada keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Ikan-ikan yang hidup di lingkungan yang tercemar oleh minyak dan senyawa hidrokarbon akan mengalami berbagai gangguan struktur dan fungsi tubuh. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga berkurang mutunya. Secara langsung minyak dapat menimbulkan kematian pada ikan. Hal ini disebabkan oleh kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan langsung oleh bahan beracun yang terdapat dalam minyak (Muhajir, 2004).
Lebih lanjut Dahuri dan Damar (1994) mengatakan bahwa sumber bahan pencemaran perairan laut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1.  Point Sources, yaitu sumber pencemar yang dapat diketahui dengan pasti keberadaannya, contoh: pencemaran yang bersumber dari hasil buangan pabrik atau industri.
2.  Non Point Sources, yaitu sumber pencemaran yang tidak dapat di ketahui secara pasti keberadaannya, contoh: buangan rumah tangga, limbah pertanian, sedimentasi, serta bahan pencemaran lain yang sulit dilacak sumbernya.

2.1.2 MACAM-MACAM BAHAN PENCEMAR
Menurut (Fardiaz,1992).Penggunaan logam – logam berat dalam berbagai keperluan sehari-hari berarti telah secara langsung maupun tidak langsung, atau sengaja maupun tidak sengaja, telah mencemari lingkungan. Beberapa logam berat tersebut ternyata telah mencemari  lingkungan melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan lingkungann. Logam  – logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), Khromium (Cr) dan Nikel (Ni). Logam – logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam  tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.
Menurut Damar (1994) menyatakan,ditinjau dari daya uraiannya maka bahan pencemar pada perairan laut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:
1.  Senyawa-senyawa konservatif, merupakan senyawa-senyawa yang dapat bertahan lama di dalam suatu badan perairan sebelum akhirnya mengendap ataupun terabsorbsi oleh adanya berbagai reaksi fisik dan kimia perairan, contoh:logam-logam berat, pestisisda, dan deterjen.       
2.  Senyawa-senyawa non konservatif, merupakan senyawa yang mudah terurai dan berubah bentuk di dalam suatu badan perairan, contoh: senyawa-senyawa organic seperti karbohidrat, lemak dan protein yang mudah terlarut menjadi zat-zatanorganik oleh mikroba.

2.2 PARAMETER FISIKA DAN KIMIA PERAIRAN
  2.2.1 BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD adalah kepanjangan  dari Biochemical Oxygen Demand. Biological Oxygen Demand (BOD) adalah suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang terlarut  dan sebagian zat organis yang tersuspensi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air  buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat organis adalah peristiwa alamiah. Apabila sesuatu badan air dicemari oleh zat organis, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan. Keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air(tekmira, 2010).
BOD adalah suatu ukuran dari jumlah oksigen  yang telah digunakan mikroorganisme pada suatu perairan dalam oksidasi bahan organik, seperti bakteri aerobik. Sumber bahan alami organik adalah pembusukan tanaman dan gugur daun. Namun, pertumbuhan tanaman dan pembusukan dapat dipercepat tidak wajar ketika nutrisi dan sinar matahari yang terlalu banyak akibat pengaruh manusia. Perkotaan juga membawa limbah dari hewan peliharaan jalan-jalan dan trotoar; nutrisi dari rumput pupuk; daun, potongan rumput, dan kertas dari daerah pemukiman, yang meningkatkan kebutuhan oksigen. Oksigen dikonsumsi dalam proses dekomposisi merampas organisme air lain dari oksigen yang mereka butuhkan untuk hidup. Organisme yang lebih toleran lebih rendah kadar oksigen terlarut dapat mengganti keanekaragaman organisme yang lebih sensitive(fivecreeks, 2009).

2.2.2 Pb (Timbal)
Menurut (Sudarwin,2008), Karakteristik dari logam berat Pb (Timbal) adalah biasanya mempunyai berat atom sekitar 207,21, dan berat jenis 11,34, bersifat lunak serta berwarna biru atau silver abu - abu dengan kilau logam, nomor atom 82 mempunyai titik leleh 327,4ºC dan titik didih 1.620ºC. Sedangkan  pengertian Timbal adalah sebuah   unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu - batuan, tanah, tumbuhan dan hewan. Timbal 95% bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk garam anorganik  yang umumnya kurang larut dalam air. Selebihnya berbentuk timbal  organik. Timbal organik ditemukan dalam bentuk senyawa Tetra Ethyl Lead  (TEL) dan  Tetra Methyl Lead (TML)..
Logam berat yang dapat disebut bahan pencemar dan berpotensi membahayakan wilayah pesisir diantaranya adalah Pb. Biasanya Pb dimanfaatkan untuk membantu proses pemurnian minyak(Febrita,2006).

2.2.3 SUHU
Membran mikrofiltrasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam  pengolahan air bersih. Namun teknologi ini rentan terhadap pengotoran/fouling  oleh partikel dalam air limbah yang berupa koloid yang mengakibatkan kinerja dan selektivitas dari membran dapat berkurang. Salah satu proses untuk mengurangi laju fouling dalam membran adalah proses koagulasi. Suhu dan pH merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses koagulasi. Variasi  suhu yang dilakukan adalah suhu 30, 40 dan 500C, sedangkan variasi pHnya adalah 5, 7 dan 9. Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk tahapan koagulasi yang diperoleh adalah pada suhu 400C dan pH = 5. Dengan bantuan tahapan koagulasi ini maka hasil yang diperoleh dalam proses pengolahan air menggunakan teknologi membran diantaranya fluks permeat tertinggi yang diperoleh mencapai 0,0238 m3/m2.Jam dan persen rejeksi untuk TDS sebesar 56,52 % sedangkan persen rejeksi untuk COD sebesar 38,9 %(Eva, 2010).
Suhu sangat besar pengaruhnya terhadap metabolisme, dimana suhu air yang terlalu rendah akan menghambat pertumbuhan dan prkembangan gonad. Sedangkan suhu yang terlalu tinggi, dapat membuat induk menjadi strss dan aktif bergerak, shingga akan mengeluarkan banyak energi ( Alqodri et al. 2005). Selain itu, perubahan suhu dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan hormon Gonadotropin Releazing Hormon (GnRH). Gonadotropin yang dihasilkan meliputi Folicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang berperan merangsang aktifitas perkembangan gonad (Matty, 1985).

2.2.4 pH ( Derajat Keasaman )
pH Air - pH (singkatan dari “ puisance negatif de H “ ), yaitu logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah satu untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan. pH Air Pada perairan yang tidak mengandung bahan organik dengan cukup, maka mineral dalam air tidak akan ditemukan. Untuk menciptakan lingkungan air yang bagus, pH air itu sendiri harus mantap dulu (tidak banyak terjadi pergoncangan pH air). Ikan rawa seperti sepat siam (Tricogaster pectoralis), sepat jawa (Tricogaster tericopterus ) dan ikan gabus dapat hidup pada lingkungan pH air 4-9, untuk ikan lunjar kesan pH 5-8 ,ikan karper (Cyprinus carpio) dan gurami, tidak dapat hidup pada pH 4-6, tapi pH idealnya 7,2(sentra, 2011).
Suatu skala atau ukuran untuk mengukur keasaman atau kebasaan larutan dinamakan pH, nilainya bervariasi antara 0 – 14 dengan batas normal ada pada nilai 7. Air laut umumnya memiliki nilai ph diatas 7 yang berarati bersifat basis, namun dalam kondisi tertentu nilainya dapat mnjadi bersifat asam. Perubahan nilai pH yang demikian berpengaruh terhadap kualitas perairan yang akhirnya akn berdampak pada kehidupan biota yang ada didalamnya. Banyaknya buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri kimia tertentu ke dalam suatu perarairan dapat mempengaruhi nilai pH didalamnya(Susana, 2005).

2.2.5 Cd (Cadmium)
Salah satu logam berat yang lunak dengan warna kebiruan , mudah dibentuk, dan merupakan logam putih adalah cadmium. Cadmium memiliki Titik didih yang relatif rendah (767ºC)  sehingga membuatnya mudah terbakar, membentuk asap kadmium oksida(Sudarwin,2008).
Menurut (Febrita,2006), Biasanya fungsi dari Kadmium dan bentuk garamnya banyak digunakan pada beberapa jenis pabrik untuk proses produksinya. Industri pelapisan logam adalah pabrik yang paling banyak menggunakan kadmium murni sebagai pelapis, begitu juga pabrik yang membuat Ni - Cd baterai.  Bentuk garam Cd banyak digunakan dalam proses fotografi, gelas, dan campuran perak, produksi foto-elektrik,  foto - konduktor, dan fosforus

2.2.6 Cu (Cuprum)
Menurut (Sudarwin,2008), Logam berat yang dapat disebut bahan pencemar dan berpotensi membahayakan wilayah pesisir diantaranya adalah Cu. Biasanya Cu sendiri digunakan untuk cat anti karat pada kapal, dan merupakan limbah permukiman juga perkotaan
Menurut (Andarani, 2009). Logam Cu memiliki Baku Mutu sedimen sebesar 49,98 ppm, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh konsentrasi logam Cu pada seluruh titik pengambilan sampel memenuhi baku mutu tersebut.











Gambar 1. Profil Konsentrasi Logam Berat Cu dalam (a) air, (b) sedimen
(Andarani, 2009)

2.2.7 TOC ( Total Organic Carbon )
TOC merupakan kandungan Karbon organik total atau Total Organic Carbon yang terdiri dari bahan organik terlarut. Bahan organik yang tercakup dalam TOC misalnya asam amino dan karbohidrat. Untuk cara pengukuran TOC tidak memerlukan penyaringan. TOC juga dapat menggambarkan  tingkat pencemaran, terutama apabila nilai TOC antara bagian hulu dan bagian hilir dari tempat pembuangan suatu limbah dapat dibandingkan. Pada penentuan nilai TOC, bahan organik dioksidasi menjadi karbondioksida yang diukur dengan  non- dispersive  infrared analyzer.  Pengukuran TOC juga dapat dilakukan dengan menggunakan  flame ionization detector.  Pada metode ini, karbon dioksida di reduksi menjadi gas metana(Subrata, 2002).
Pada karbon organic total, prinsip dasar untuk kuantisasi bergantung pada penghancuran bahan organik yang ada di tanah atau sedimen walaupun ada cara yang tidak merusak beberapa teknik diidentifikasi dalam literatur yang sedang dalam pengembangan. Penghancuran bahan organik dapat dilakukan secara kimia atau melalui panas pada temperatur tinggi. Semua bentuk karbon dalam sampel adalah dikonversi menjadi CO2 yang kemudian diukur secara langsung maupun tidak langsung dan dikonversi ke karbon organik total atau total karbon konten, berdasarkan adanya karbonat anorganik. Metode-metode ini dapat menjadi kuantitatif atau semi-kuantitatif tergantung pada proses yang digunakan untuk menghancurkan bahan organic. Beberapa faktor yang harus diperhitungkan ketika memilih metode untuk penentuan karbon organik total. Faktor-faktor ini termasuk kemudahan penggunaan kekhawatiran, kesehatan dan keamanan, biaya, sampel throughput, dan  komparabilitas dengan metode referensi standar. Faktor-faktor ini menjadi perhatian untuk kedua persiapan sampel dan tahap kuantisasi  sampel penentuan TOC (Schumacher, 2002).
2.2.8 TSS (Total Suspended Solid)
Total Suspended Solid merupakan padatan yang tersuspensi didalam air berupa bahan-bahan organic dan anorganik. TSS merupakan residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid yang dapat disaring dengan kertas millipore berpori-pori 0,45 μm. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser (Huda, 2009).
Materi tersuspensi merupakan materi yang ukuranya lebih besar daripada ion/molekul yang terlarut..Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikel-partikel.Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen  air secara lengkap,juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan air minum maupun air buangan(Sumestri1984).

UNTUK LEBIH LENGKAP, DOWNLOAD DISINI YAA...